Selamat Datang di Blog Panduan Kebidanan dan Kesehatan Keluarga. Berbagai macam info dan tips mengenai kebidanan dan serba serbi kesehatan keluarga tersaji disini dan dikemas secara apik dan enak dibaca, cocok untuk dibaca mahasiswa kebidanan pada khususnya, dan wanita pada umumnya. semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin.
 

Selasa, 16 Oktober 2012

Tangan 'Sehat' Selamatkan Jutaan Jiwa

0 komentar

Tangan 'Sehat' Selamatkan Jutaan Jiwa

    Menkes: Cuci Tangan Pakai Sabun Harus Jadi Budaya
    Duh ! Indonesia Masih Jadi 'Surga' Bagi Perokok

INILAH.COM,Jakarta - Tahukah Anda bahwa hanya dengan mencuci tangan pakai sabun dapat mencegah anak terkena diare, infeksi sampai menurunkan kematian bayi hingga 50%.

Namun, menurut data riset terakhir, hanya sedikit masyarakat Indonesia yang mencuci tangan pakai sabun dengan teratur dan benar.

Kajian Morbidity Diare di Masyarakat (Kemkes 2010) menunjukkan kebiasaan cara mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun setiap sebelum makan hanya 35%, sisanya hanya cuci tangan dengan air.

Berbagai penelitian yang dilakukan menyimpulkan bahwa cuci tangan pakai sabun dapat menurunkan kejadian diare sampai 47%, pneunonia hingga 50%, dan flu burung hingga 50%.

Maurits Lalisang, Chairman Unilever Indonesia mengatakan jumlah anak di Indonesia usia 0-14 tahun mencapai sekitar 71,5 juta jiwa. Namun jiwa mereka terancam penyakit infeksi menular yang masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia.

Penyakit infeksi menular seperti diare dan pneumonia masih menjadi 10 besar penyakit rawat inap dan rawat jalan di rumah sakit, bahkan bisa menyebabkan kehilangan jiwa.

"Cuci tangan pakai sabun merupakan vaksin yang dapat dilakukan sendiri untuk mencegah berbagai kuman penyebab penyakit infeksi menular masuk ke dalam tubuh, untuk itu kami jadikan hari cuci tangan pakai sabun di Indonesia sebagai momentum untuk terus meningkatkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun terutama dikalangan anak-anak," ujarnya dalam acara peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun sedunia di SD Karet Setiabudi 03, 04, 05, 06, Jakarta Pusat, Senin (15/10).

Sementara Menteri Kesehatan RI Dr Nafsiah Mboi menambahkan budaya cuci tangan pakai sabun seharusnya dilakukan pada lima waktu krisis yakni sebelum makan, sehabis buang air besar, sebelum menyusui, sebelum menyiapkan makan, setelah menceboki bayi dan setelah kontak dengan hewan.

"Kegiatan cuci tangan pakai sabun semacam ini jangan hanya sebagai ceremony, tetapi harus menjadi budaya atau gaya hidup sehat yang dimulai sejak dini," tambah Menkes.

Menkes menjelaskan membiasakan diri untuk mencuci tangan pakai sabun berarti mengajarkan anak-anak dan seluruh keluarga hidup sehat sejak dini. Karenanya, cuci tangan pakai sabun dapat dengan mudah dilakukan dan tidak perlu mengeluarkan biaya banyak.

"Walaupun sudah menunjukan peningkatan, namun kebiasaan cuci tangan pakai sabun masyarakat Indonesia perlu ditingkatkan," jelasnya.

Menurut Menkes, untuk mewujudkan Indonesia bersih, sehat dan berkualitas perlu dimulai dengan hal-hal yang sederhana dan kongkrit di lingkungan dan tangga seperti edukasi kepada anak-anak dan keluarga akan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan baik kebersihan diri pribadi serta peduli akan kondisi lingkungan sekitar.

Pesan sehat sektor swasta

Sejak awal, sektor swasta telah menjalankan peran penting mendorong kampanye perubahan perilaku sehat dengan mendukung dan mendani beberapa kegiatan promosi dalam bentuk kegiatan Kementerian Kesehatan atau juga dengan menjalankan program perubahan perilaku tersebut secara iternal di dalam perusahaan.

Partisipasi aktif dengan memberikan edukasi pentingnya cuci tangan pakai sabun juga telah dilakukan BTPN dengan program 'daya' yanng telah menyampaikan pentingnya kebiasaan cuci tangan pakai sabun kepada 8000 nasabah pra sejahtera mereka dengan menggunakan flipchart dan video.

Selain itu, sektor swasta lainnya seperti Unilever, Adaro, Danone, Reckitt Beckinser terus melakukan kegiatan berkala melakukan program edukasi ke berbagai sekolah dasar dimana fokus utama program adalah untuk membangun kebiasaan sehat sejak usia dini, dan juga mendorong mereka untuk berbagai informasi dengan keluarga dan lingkungan mereka.

gayahidup.inilah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar