Victorynews-media.com-PERHATIAN Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah di semua tingkatan terhadap masalah kesehatan ibu dan anak terus meningkat dari tahun ke tahun. Perhatian tidak hanya diwujudkan dalam program penanggulangan kematian ibu dan anak, namun juga dalam bentuk pengalokasian anggaran yang cukup besar. Upaya yang dilakukan itu telah membantu penurunan angka kematian ibu dan anak, walaupun dengan tren penurunan yang relatif kecil.
Ibu & Anak
Ibu & Anak
Demikian dikatakan anggota Komisi D DPRD NTT Angela Mercy Piwung kepada VN. Menurut Piwung, langkah selanjutnya yang harus dilakukan pemerintah dalam menekan angka kematian ibu dan anak untuk mencapai angka yang drastis dan signifikan yakni, dengan menambah tenaga medis di setiap desa, serta menyediakan fasilitas penunjang seperti kendaraan untuk memudahkan petugas dalam menjangkau serta melayani ibu dan anak pada daerah yang jauh di pedalaman.
Dia menilai, banyak bidan yang bertugas di desa-desa selalu mengeluh kesulitan menjangkau lokasi-lokasi persalinan yang ada di desa. Rumah warga yang bersalin sangat jauh dari pusat desa atau pustu pelayanan persalinan.
Penurunan angka kematian ibu dan anak yang relatif kecil di tengah gencarnya upaya pemerintah untuk menanggulangi masalah yang ada, juga disebabkan minimnya kesadaran masyarakat menjaga keselamatan serta kesehatan ibu dan anak. “Ibu-ibu di desa cenderung memilih persalinan melalui dukun kampung ketimbang petugas medis seperti bidan. Solusinya, pemerintah harus menyediakan fasilitas memadai bagi petugas medis untuk memudahkan jangkauan petugas kepada ibu hamil dan anak-anak di pedalaman,” jelasnya.
Walaupun kesadaran masyarakat rendah, lanjutnya, jika bidan rajin memberikan penjelasan ke rumah-rumah penduduk, pasti mereka juga akan sadar.
Berdasarkan data yang dirilis Dinas Kesehatan Provinsi NTT, selama bulan Januari-Maret tahun ini, tingkat kematian mengalami penurunan. Terdata baru terdapat 456 kasus kematian ibu dan anak, sedikit menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 631 kasus.
Dari 456 kasus kematian ibu dan anak yang yang terjadi di NTT tersebut, kematian ibu 41 kasus, kematian neonatal 260 kasus, kematian bayi 89 kasus, dan kematian balita mencapai 66 kasus.
Jumlah ibu bersalin bulan Januari-Maret di NTT berjumlah 24.947 persalinan. Kasus kematian ibu terbanyak terdapat di TTS yakni tujuh kasus. Rote Ndao, Sumba Barat, SBD, Manggarai, Manggarai Timur, dan Ngada, masing-masing hanya satu kasus. Sedangkan Sumba Timur, Sumba Tengah, dan Sabu Raijua, sampai Maret belum ditemukan adanya kasus. Angka kematian neonatal tertinggi di Belu mencapai 22 kasus dan terendah di Sumba Tengah yakni dua Kasus. Sedangkan kematian bayi tertinggi di Kabupaten Kupang dan Manggarai Barat masing-masing 10 kasus, dan kematian balita tertinggi di TTU sebanyak 13 Kasus.
victorynews-media.com
Ibu & Anak
Ibu & Anak
Demikian dikatakan anggota Komisi D DPRD NTT Angela Mercy Piwung kepada VN. Menurut Piwung, langkah selanjutnya yang harus dilakukan pemerintah dalam menekan angka kematian ibu dan anak untuk mencapai angka yang drastis dan signifikan yakni, dengan menambah tenaga medis di setiap desa, serta menyediakan fasilitas penunjang seperti kendaraan untuk memudahkan petugas dalam menjangkau serta melayani ibu dan anak pada daerah yang jauh di pedalaman.
Dia menilai, banyak bidan yang bertugas di desa-desa selalu mengeluh kesulitan menjangkau lokasi-lokasi persalinan yang ada di desa. Rumah warga yang bersalin sangat jauh dari pusat desa atau pustu pelayanan persalinan.
Penurunan angka kematian ibu dan anak yang relatif kecil di tengah gencarnya upaya pemerintah untuk menanggulangi masalah yang ada, juga disebabkan minimnya kesadaran masyarakat menjaga keselamatan serta kesehatan ibu dan anak. “Ibu-ibu di desa cenderung memilih persalinan melalui dukun kampung ketimbang petugas medis seperti bidan. Solusinya, pemerintah harus menyediakan fasilitas memadai bagi petugas medis untuk memudahkan jangkauan petugas kepada ibu hamil dan anak-anak di pedalaman,” jelasnya.
Walaupun kesadaran masyarakat rendah, lanjutnya, jika bidan rajin memberikan penjelasan ke rumah-rumah penduduk, pasti mereka juga akan sadar.
Berdasarkan data yang dirilis Dinas Kesehatan Provinsi NTT, selama bulan Januari-Maret tahun ini, tingkat kematian mengalami penurunan. Terdata baru terdapat 456 kasus kematian ibu dan anak, sedikit menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 631 kasus.
Dari 456 kasus kematian ibu dan anak yang yang terjadi di NTT tersebut, kematian ibu 41 kasus, kematian neonatal 260 kasus, kematian bayi 89 kasus, dan kematian balita mencapai 66 kasus.
Jumlah ibu bersalin bulan Januari-Maret di NTT berjumlah 24.947 persalinan. Kasus kematian ibu terbanyak terdapat di TTS yakni tujuh kasus. Rote Ndao, Sumba Barat, SBD, Manggarai, Manggarai Timur, dan Ngada, masing-masing hanya satu kasus. Sedangkan Sumba Timur, Sumba Tengah, dan Sabu Raijua, sampai Maret belum ditemukan adanya kasus. Angka kematian neonatal tertinggi di Belu mencapai 22 kasus dan terendah di Sumba Tengah yakni dua Kasus. Sedangkan kematian bayi tertinggi di Kabupaten Kupang dan Manggarai Barat masing-masing 10 kasus, dan kematian balita tertinggi di TTU sebanyak 13 Kasus.
victorynews-media.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar